Minggu, 22 Januari 2012

Harapan dan Cita- Cita Saya di Masa Mendatang

1. Dengan mengharap Ridha Allah SWT, saya Akan Lulus dari Fakultas Kedokteran Unsoed dan Lulus dari Dokter Muda Dengan IPK > 3,6
2. Dengan mengharap Ridha Allah SWT, saya Akan Diterima di Universitas Indonesia dengan Jenjang Pendidikan Dokter Spesialis Bedah Syaraf
3. Dengan Mengharap Ridha Allah SWT, saya Akan Diterima di Universitas Indonesia dengan Jenjang Pendidikan Manajemen Rumah Sakit
4. Dengan Mengharap Ridha Allah SWT, saya Akan Memperoleh Ujian TOEFL Di Atas 500
5. Dengan Mengharap Ridha Allah SWT, saya Akan Memiliki Klinik dan Beberapa Laboratorium Kesehatan
6. Dengan Mengharap Ridha Allah SWT, saya Akan Mengikuti Summer School atau Pendidikan atau Conference atau Penelitian atau Seminar di Luar Negeri
7. Dengan Mengharap Ridha Allah SWT, Saya Akan Memiliki Rumah Sakit Sendiri
8. Dengan Mengharap Ridha Allah SWT, Saya Akan Memiliki Beberapa Perusahaan

Jumat, 20 Januari 2012

IMUNISASI BUKAN VAKSINASI !

الطب النبوي

Sabtu, 06 Desember 2008

IMUNISASI BUKAN VAKSINASI !

Buletin BRC :: Kita semua mungkin berpandangan bahwa 'imunisasi' (baca : vaksinasi) adalah barang wajib. Bukan orang tua yang baik kalau tidak mengimunisasi anak secara lengkap. Selama ini masyarakat hanya mendapat informasi dari satu sisi yang cenderung sangat positif.
Di awal, saya sengaja menulis kata imunisasi dalam tanda kutip, untuk menegaskan perbedaan mendasar antara imunisasi dengan vaksinasi. Imunisasi adalah upaya merangsang penguatan sistem imunitas (kekebalan) tubuh. Sementara vaksinasi hanyalah salah satu usaha melakukan imunisasi dengan cara memasukan vaksn (kuman penyakit yang sudah dilemahkan) ke dalam tubuh.
Sebuah majalah terbit komunitas muslim di Amerika, Al Jumuah volume 14 mengupas masalah imunitas dari sudut pandang yang berbeda yang ditulis Dr. Aisha Hamdan. Segala hal positif yang selama ini dipahami masyarakat tentang imunisasi, dinyatakan Aisha adalah mitos. Aisha mengemukakan pandangannya itu dengan banyak data dan kasus. Australia termauk Negara yang tidak mewajibkan warganya imunisasi. Hanya setengah warga Australia yang mau menerima imunisasi, Kemungkinan sakit kelompok uyan menerima imunisasi dengan kelompok yang menolak imunisasi di tempat yang sama, tidak berbeda. Dalam kasus dipteri meski imunisasi berjalan, kasus dipteri di Prancis naik 30 persen, di Hungaria naik 55 persen, bahkan di Jenewa (Swiss), naik hingga tiga kali lipat. Belum lagi imunisasi pertusis (batuk rejan). Tingkat efektivitas imunisasi tersebut hanya 50 persen. Kasus yang terjadi di Kansas (Amerika) menunjukan 90 persen penderita batuk rejan adalah orang yang sudah diimunisasi pertusis.
Sebuah lembaga pengembangan sains di Inggris mencatat bahwa penyakit anak di Negara tersebut bisa mencapai 90 persen pada periode 1850-1940. Ini terjadi jauh sebelum imunisasi dikenalkan secara massal. Singkatnya imunisasi bukan perangkat yang lengkap untuk mengamankan anak balita. Sebaliknya, program tersebut justru menjadi bahaya tersendiri bagi balita.Pada tahun 1986, Kongres Amerika membuat The National Childhood Vaccine Injury Act (Peraturan untuk anak-anak korban imunisasi). Laporan itu diyakini belum mencerminkan kondisi nyata di negeri Paman Sam itu, Estimasi lapangan menyatakan bahwa sebenarnya, anak yang menjadi korban imunisasi bisa mencapai 120 ribu pertahun. Aturan soal imunisasi yang dibuat kongres mewajibkan Negara untuk membayar 25o ribu dolar AS kepada keluarga yang bayinya meninggal kerena pengaruh imunisasi. Sedangkan bayi yang mengalami gangguan otak karena imunisasi , harus dikompensasi dengan uang jutaaan dolar AS.
Pada 1997 dilaporkan Al Jumuah,lebih dari 802 juta dollar AS dana yang harus diberikan kepada para korban imunisasi bisa mencapai 1,7 miliar dolar. Lebih berbahaya lagi, ternyata dalam vaksin yang disuntikkan melalui imnisasi terkandung bahan-bahan kimia yang dampaknya bisa berbahaya, Pada dasarnya vaksn mengandung virus dan bakteri mati, komponen-komponen kuman, ekstrak racun atau organisme hidup yang keganasanyya telah dilemahkan. Untuk merangsang reaksi imun yang kuat terhadap organisme-organisme tersebut, pabrik obat menambahkan bahan-bahan perangsang kekebalan seperti squalene, alumunium, lipopolysachararide dll. yang disebut sebagai immune adjuvants.
Kombinasi dari adjuvant dengan orgasnisme yang bersangkutan memicu suatu respons imun (kekebalan) oleh tubuh, mirip seperti yang terjadi pada infeksi alami, kecuali satu perbedaan besar. Yaitu hampir tidak ada penyakit-penyakit tersebutt memasuki tubuh melalui injeksi. Umumnya masuk melalui selaput lender hidung, mulut, saluran napas, atau saluran cerna. Akibatnya , suntikan vaksin justru menghasilkan system imun yang abnormal.Celakanya lagi, immune adjuvants ini menimbulkan stimulasi dalam kurun waktu yang panjang, yang justru berpotensi menimbulkan kerusakan sel-sel tubuh. Belum lagi sampai saat ini bahan-bahan vaksin maupun proses produksinya belum bisa dijamin kehalalannya. Seperti dilansir majalah Suara Hidayatullah edisi September 2007 , seluruh vaksin yang beredar di dunia saat ini , termasuk vaksin miningtis yang diberikan kepada seliruh jemaah haji, menggunakan bahan haram dalam pembuatannya. Diantaranya enzim babi, ginjal kera, ginjal babi, hingga janin bayi hasil aborsi. (Masya Allah..)
Direktur Pemasaran PT Bio Farma, pabrik vaksin terbesar di Indonesia, Sarimuddin Sulaeman mengatakan, Bio Farma sebenarnya telah mengusahakan pengganti tripsin babi sejak tahun 2006. Namun penelitian ini memakan waktu setidaknya tiga tahun, hingga untuk sementara tripsin tersebut masih tetap digunakan.
Imunisasi Ala Islam
Islam telah mengajarkan agar ibu-ibu menyusui bayinya hingga 2 tahun penuh (Al Baqarah:233). Penelitian modern telah membuktikan bahwa ASI adalah makanan terbaik di dunia. Kandungan gizi di dalamnya sangat efektif untuk membantu tubuh membangun system imun yang optimal. Departemen Kesehatan Amerika Serikat menganjurkan ibu-ibu untuk memberikan ASI eksklisif hingga 6 bulan, sementara di Indonesia sendiri dianjurlan serupa hanya untuk 4 bulan, Rasulullah saw juga biasa melakukan tahnik pada bayi. Tahnik adalah mengunyah makanan hingga halus, biasa kurma, kemudian disuapkan kepada bayi,, Ini dijelaskan dalam hadits Bukhari-Muslim.Orang sering salah interpretasi mengenai tahnik ini, bahkan dicurigai sebagai sarana penularan penyakit dari orang tua kepada anak. Padahal ini justru sebuah upaya memperkenalkan bayi pada berbagai potensi penyakit dari luar. Betul bahwa orang tua sang bayi mungkin mengidap berbagai macam penyakit. Dan jangan lupa bahwa air liur juga bagian dari system imun kita. Nah, informasi (database) penyakit dalam air liur orang tua bersama kuman-kuman yang tentunya juga sudah lemah karena bercampur dengan air liur itulah yang masuk ke tubuh sang bayi melalui mekanisme alamiah (bukan suntikan). Dan ini memberikan stimulasi bagi tubuh bayi untuk mengupdate system imunnya.
Bekam sebagai Imunisasi Alamiah
Rasulullah telah mengajarkan bahwa salah satu dari tiga kunci kesehatan (asy Syifa’) adalah konsiste melakukan hijamah/ bekam. Menarik untuk dikaji, bahwa ternyata mekanisme kerja bekam sangat mirip dengan vaksinasi, dengan meninggalkan segala efek negatifnya.Bekam sebenarnya adalah usaha membuat kerusakan mikrosirkulasi yang disengaja. Tubuh akan berespon dengan mengawali munculnya peningkatan aktivitas system imun, baik yang berupa cairan (humoral) maupun yang berupa sel (seluler). Dengan perantara kimiawi seperi interleukin 1 dan 6 serta TNF alfa, system imun akan bekerja dan mempergiat proses perondaan, sehingga secara otomatis akan terjadi optimalisasi system imun.Berbeda dengan vaksinasi, imunisasi melaui bekam ini lebih universal, tidak spesifik pada satu atau beberapa penyakit saja. Artinya sekali melakukan bekam, imunitas akan dihasilkan untuk semua jenis penyakit. Meski imunitas spesifik juga dapat dihasilkan jika bekam dilakukan pada kondisi tertentu.Jika proses bekam ini dilakukan pada saat seseorang terkena atau terinfeksi virus, maka proses imun spesifik terhadap virus ini akan bekerja dengan lebih optimal. Jika seseorang menderita penyakit kanker. Maka system imun seluler yang bertugas untuk mengeliminir atau memusnahkan sel-sel kanker yang ganas akan bekerja pula dengan optimal. Jika proses bekam dilakukan pada seorang penderita penyakit jantung koroner, maka adanya faktor anti penggumpalan keping darah (trombosit) akan mengurangi resiko terjadinya penyumbatan pembuluh darah koroner. Menariknya lagi, stimulasi imunitas yang dihasilkan melalui mekanisme bekam bersifat temporer atau sementara. Ini sangat bermanfaat untuk mencegah hiperimunitas yang berpotensi menimbulkan kerusakan berlebihan pada sel-sel tubuh, seperti yang banyak terjadi “imunisasi” konvensional.Namun, hal ini juga menjadikan efektifitas bekam akan berkurang bila tidak dilakukan secara rutin. Oleh karenanya, Rasulullah pun menganjurkan agar bekam ini dilakukan sebulan sekali utnuk pencegahan berbagai macam penyakit. Apalagi jika didukung dengan konsumsi madu serta herbal-herbal berkhasiat obat yang juga banyak disabdakan Rasulullah saw. Ternyata, jika kita memahami bagaimana hidup sehat secara islam, tidak ada lagi buah simalakama. wallaahu a'lam
Source : Buletin BRC Bandung (Bekam Ruqyah Center Bandung)

Kesimpulan :
Vaksinasi maupun imunisasi sampai saat ini masih merupakan hal yang sangat dianjurkan oleh kalanga medis karena terbukti mampu mencegah berbagai macam penyakit berbahaya. Jutaan orang selamat karena melakukan vaksinasi. Penelitian dari bidang ilmu kedokteran pun sudah banyak dilakukan.
Nantikan tulisan selanjutnya mengenai berbagai macam imunisasi dan vaksinasi!

Rabu, 18 Januari 2012

Kelainan Kongenital Pada Musculoskeletal

System terdiri dari 2 Bagian Besar :
a. Variasi Normal
b. Abnormal Normal

I. VARIASI NORMAL
Yang dimaksud di sini adalah variasi-variasi normal yang terjadi pada bayi-bayi baru lahir dan sesuai dengan perkembangan usia akan berubah sesuai dengan bentuk Normal.
Beberapa contoh :
1. Pes Planus : Flexible feet
2. Genu Valgum : Tungkai bawah bentuk X (Knock Knee)
3. Bow Legs : Genu varus : Bentuk O

Semua variasi normal ini tidak perlu penanganan, tetapi bila tetap ada setelah usia 5 tahun maka ini perlu tindakan yang bersifat konservatif.

II. ABNORMAL VARIASI = KELAINAN KONGENITAL (TRUE= ASLI)
Faktor Etiology :
1. Kelainan genetik
2. Faktor non genetik (obat-obat, infeksi rubela)
3. Kombinasi genetik dan non genetik
Faktor non genetik ini terjadi pada saat kehamilan


Secara umum kelainan kongenital ini dibagi atas 2 bagian besar yaitu :
A. Lokalized Abnormalities :
     Maksudnya di sini kelainan bisa hanya pada tulang, sendi, atau tumbuh berlebih.
     Jadi pada lokalized tulang ini bisa terjadi :
     - Aplasia (tidak berbentuk)
     - Hypoplasia (terbentuk, tapi minimal)
     - Dysplasia (terbentuk tapi bentuknya abnormal)
     - Hypertrophy (berlebihan dari ukuran)
     - Polydactily (jari-jari terbentuk lebih)
     - Spina bifida (proses pembentukan normal tetapi tidak finish, jadi berhenti dalam proses)
Pada sendi bisa terjadi synostosis dimana terjadi kegagalan pembentukan sendi.

Yang termasuk Lokalized Abnormal :
A. Pada kaki (Telapak kaki)
     1. Kongenital fif-h-toe : jari kelima overiding pada jari lainnya, dan menyebabkan gangguan bersepatu.
     2. Kongenital varus digiti III
     3. Syndactily (jari-jari saling menempel)
     4. Poly dactily (jari-jari lebih/ supernumery)
     5. Metatarsus primus varus akibat adduksi dari tulang metatarsal yang I
     6.







Selasa, 10 Januari 2012

Pendidikan Profesi

Perkenalan: ismki, ismki wil 3, pendpro
-       Pembentukan IMKI
Ikatan Mahasiswa Kedokteran Indonesia (IMKI) merupakan organisasi mahasiswa kedokteran berskala nasional yang pertama. Pada era pasca 1966, saat mahasiswa kembali ke kampus, tuntutan akan profesionalisme dari lingkungan yang didominasi akan teknokrat semakin meningkat. Hal itu mendorong mahasiswa kedokteran saat itu untuk membentuk suatu wadah yang dapat menyatukan aspirasi mereka dalam rangka peningkatan profesionalisme mahasiswa kedokteran. Selain itu, kepergian beberapa mahasiswa UI (Biran Affandi, Razak, Azrul Azwar, Widiapati dan Ichsan Utama) ke kongres ARMSA (Asian Regional Medical Students Association atau sekarang bernama AMSA (Asian Medical Students Association) juga turut menjadi pemicu untuk terbentuknya organisasi sejenis di Indonesia. Akhirnya setelah dilakukan konsolidasi antar fakultas-fakultas kedokteran, terbentuklah organisasi IMKI melalui deklarasi Cimacan pada tahun 1969, dengan ketua terpilih Biran Affandi. Pada awal pembentukannya, keanggotaan IMKI adalah keanggotaan personal dan bukan keanggotaan senat mahasiswa.
Pada periode awal, kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh IMKI antara lain adalah melakukan pertukaran mahasiswa kedokteran dengan Jerman dan membina kerjasama dengan ARMSA. Salah satu hal yang perlu dicatat adalah diselenggarakannya rapat kerja IMKI yang pertama di Bali pada tahun 1970. Waktu itu, salah satu keputusan yang diambil adalah menetapkan penyelenggaraan Munas I IMKI di Makassar pada tahun 1971 dengan Steering Committee Syafri Guricci dari Universitas Hasanuddin.
Musyawarah Nasional IMKI
Munas IMKI di Makassar pada tahun 1971 dilaksanakan di sebuah pulau tidak jauh dari kota Makasar bernama Pulau Kayangan. Waktu itu terjadi persaingan cukup ketat antara delegasi dari UI (Fahmi Alatas, Hariman Siregar, Umar Fahmi) delegasi dari UNDIP (Satoto), dan delegasi dari USU (Aslim Sihotang) untuk menjadi ketua umum. Akhirnya terpilih Aslim Sihotang sebagai ketua umum, Syafri Guricci sebagai wakil ketua dan Hariman Siregar sebagai sekretaris. Disebabkan oleh hambatan jarak dan komunikasi, pada periode ini peran sekretaris menjadi cukup dominan. Mengikuti angin depolitisasi kampus, Hariman Siregar berhasil menghimpun organisasi-organisasi pofesi sejenis (Ikatan Mahasiswa Hukum, Ikatan Mahasiswa Teknik, dll) dalam suatu wadah guna mengimbangi keberadaan dewan mahasiswa.
Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan IMKI pada periode ini antara lain mengirim delegasi untuk menghadiri World University of Medical Students di India pada tahun 1972 yaitu pertemuan mahasiswa kedokteran seluruh dunia yang dihadiri delegasi dari berbagai negara. Peristiwa Malari yang melibatkan Hariman Siregar yang tengah menjabat fungsionaris IMKI menyebabkan vakumnya dewan mahasiswa yang disertai kevakuman IMKI. Untuk mengembalikan arah kebijakan organisasi  mahasiswa yang sebelumnya telah terpotisir, Dirjen DIKTI megeluarkan konsep NKK (Normalisasi Kebijakan Kampus). Salah satu perwujudan konsep tersebut adalah pembentukan ISMS (Ikatan Senat Mahasiswa Sejenis). Konsep tersebut menimbulkan banyak kontroversi di kalangan mahasiswa.
-       Pembentukan ISMKI
Pemerintah melalui Dr. Abdul Gafur mencoba mengadakan pendekatan kepada Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran untuk ikut mendukung penerapan konsep NKK dengan membentuk Ikatan Senat Mhasiswa Kedokteran Indonesia. Respon yang pertama datang dari Senat Mahasiswa UNHAS. Pra MUNAS ISMKI I dilaksanakan di Makasar yang diwarnai berbagai pertentangan pendapat antarpeserta yang hadir. Pada awalnya sebagian besar peserta menolak pembentukan ISMKI dan bersikeras untuk mempertahankan IMKI. Akhirnya setelah dilakukan lobi-lobi dan pendekatan disepakati akan dilaksanakan Munas ISMKI I di Makasar pada bulan September 1981. ISMKI dideklarasikan di Makasar pada tanggal 20 September 1981.
Munas ISMKI I di Makasar berhasil membuat keputusan dan menetapkan :
1. AD/ART ISMKI
2. Garis-garis pokok kebijaksanaan ISMKI
3. Presidium ISMKI dan MPM (Majelis Pertimbangan Musyawarah)
4. BP Munas dan Sekjen ISMKI. Sekjen terpilih yaitu Faried dari UGM.
-       Pendpro
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Mahasiswa, sebagai objek dari berjalannya sistem pendidikan berhak untuk turut andil dalam proses pengembangan potensi yang ada dan mengiringi berjalannya kebijakan sistem pendidikan dan profesi seorang dokter
Untuk itu, Bidang pendidikan dan profesi sebagai bidang baru di ISMKI  berusaha untuk menjadi katalisator bagi peningkatan kualitas mahasiswa kedokteran di Indonesia. Keadaan pendidikan dokter di Indonesia yang terus mengalami perkembangan, menuntut bidang pendidikan dan profesi bertanggung jawab pada tersampaikannya informasi.
Pendpro, singkatan  dari Pendidikan dan Profesi, merupakan bidang yang terdapat dalam struktur kepengursan Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia yang bergerak dalam hal pengembangan ilmu dan pengetahuan mahasiswa kedokteran di bidang pendidikan dan keprofesian.
Pendpro bertanggungjawab memberikan informasi seluas-luasnya kepada mahasiswa kedokteran mengenai pendidikan dan profesi dokter dengan mewujudkan wadah sharing aktif sebagai sumber informasi dan komunikasi serta memberikan percerdasan kepada mahasiswa kedokteran Indonesia terhadap perjalanan profesi dokter dan update keprofesian dan keilmuan terbaru di dunia kedokteran.
Dalam menjalankan tugasnya, Pendpro merangkul peran mahasiswa untuk turut andil dalam penentuan kebijakan dalam pendidikan dan profesi dokter dengan mewadahi aspirasi seluruh mahasiswa kedokteran Indonesia dan menjembatani mahasiswa dengan stakeholders terkait.
Pendpro juga bertanggung jawab terhadap pengkajian isu - isu dan permasalahan dalam bidang pendidikan dan profesi dokter di Indonesia yang berpengaruh besar bagi kemajuan mahasiswa kedokteran.
Pendpro nasional juga menjadi wadah bagi pendpro wilayah dan institusi seluruh Indonesia dalam pengembangan bidang dengan menjalin koordinasi penuh dengan pendpro di 4 wilayah.
Diharapkan dengan adanya bidang pendidikan profesi ini dapat menjadikan mahasiswa kedokteran Indonesia mampu bersaing dengan mahasiswa dari negara maju lainnya.

4.    Affairs: antar bidang, antar wilayah, institusi terkait
Mbak.iim: seperti yang tadi sudah dibilang sama faris, ada beberapa hal penting yang harus kita jadikan visi misi kita bersama
1. Pendpro bertanggungjawab memberikan informasi seluas-luasnya kepada mahasiswa kedokteran mengenai pendidikan dan profesi dokter dengan mewujudkan wadah sharing aktif sebagai sumber informasi dan komunikasi mahasiswa dengan stakeholders terkait.
2. pendpro juga bertanggungjawab untuk meberikan pencerdasan kepada mahasiswa mengenai update keilmuan
3. karena keluarga ku disini sudah masuk kedalam kepengurusan wilayah, maka bisa dikatakan bahwa smua adalah perwakilan nya mahasiswa kedokteran di wilayah 3 dimana disini keluargaku punya kewajiban untuk menyampaikan aspirasi dan menjembatani kepada stakeholder terkait mungkin belum jauh2 jangkauannya :) bisa mungkin membina hubungan baik dengan stakeholder local seperti dinas2 pendidikan lokal, dinkes lokal, IDI-IDI lokal dll agar kita bisa sama2 membangun yang lebih besar
4. tugas pendpro di wilayah adalah membimbing langsung setiap institusi tidak terkecuali, meningkatkan pengetajuan mereka ttg pendpro itu sendiri, serta menjadi wadah untuk bisa mengembangkan bidang pednpro di BEM atau senat institusi agar, bidang pendpro tidak hanya di nasional maupun wilayah, ttp justru dari lokal lah, pendpro membawa bnyk manfaat bagi mahasiswa kedokteran di institusi :) nnti bisa keluarga ku jabarkan untuk wilayah 3, apa kekuatan dan yang akan pendpro wilayah 3 bawa demi kemajuan pendpro dan itu bisa di sharing ke wilayah lainnya dan juga, yg terpenting adalah sinergisasi antara nasional dan wilayah bahwa tidak ada penyekat diantara kita
5.    Buku Putih ISMKI
6.    Agenda Wilayah
7.    Urgent requirements
Yang harus segera kita kerjakan adalah. membuat database insitusi dan membuat surveylance.
a.    Database
Jadi saya akan membuat team untuk database ini... insyaallah cukup 3 orang. Jadi nanti team ini akan melengkapi data yang sudah ada karena akan digunakan untuk kegiatan pendpro selama periode ini. Itung itung juga buat periode selanjutnya
Team : Fiya, Tyas, dan Vika
b.    Surveylance
Jadi kita nanti akan menyebar kuesioner ke institusi di wilayah 3 nah isinya itu pertanyaan2 tentang keadaan kependproan di institusi wilayah 3  contohnya spt... kurikulum yang digunakan... metode belajar... student day... sistem poin kegiatan mahasiswa, kelompok studi juga. jadi dari hasil survey itu kita bisa tahu kondisi di institusi itu spt apa. shg kita bisa menetapkan langkah strategis untuk kepengurusan kita
Tugas dari team
1 untuk sempurnakan draft
2 menyebar
3 merekap hasil
Team : Rizky, Rizki, Huda, Fajar, Yulia, Gazali
8.    Agenda setting : netmeet rutin, evaluasi rutin
Netmeet dilakukan hari minggu pagi/siang karena kalau maam ada beberapa dari anggota tidak bisa karena satu dan lain hal.